Jejak Luka: Inspirasi Puisi dari Kisah-Kisah Kecewa
Di balik senyum dan tawa yang selalu dihadirkan, ternyata tersimpan goresan luka dari berbagai kisah kecewa yang dialami. Bayangan yang terkadang hadir akhirnya terangkai dalam baitan puisi. Mari bersama-sama menjelajahi Puisi Jejak Luka yang terinspirasi dari kisah kecewa.
1. Misteri Kita
Misteri Kita
Pertemuan adalah takdir indah yang tlah digariskan
Tiada tatapan tapi dapat saling mengenalkan
Memulai baitan kisah yang terabadikan
Hanya langit biru yang senantiasa diharapkan
Berbagi rasa tanpa perlu diminta
Menjalani detik dihidupi dengan canda tawa
Kau mampu berselimut indah menutupi durinya
Hingga tersingkaplah duri tajamnya
Aku menatap tanpa rasa percaya
Bagiamana mungkin durinya begitu membahana
Keindahan yang senantiasa menyelimutinya
Seketika sirna tersapu angin yang mendera
Inikah dirimu yang nyata?
Ataukah menghilang dan bersembunyi menyiapkan kisah yang berbeda
Tanya ini terus menggelora tanpa bertemu jawabannya
Akankah ini menjadi misteri kita selamanya?
2. Kau yang Kemarin
Kau yang Kemarin
Takdir yang indah datang mempertemukan
Melukiskan kisah penuh kebahagiaan
Tiada hari tanpa bertukar pikiran dan perasaan
Berbagi detik yang telah terlewatkan
Tertawa lepas seolah tanpa beban
Bercanda gurau membuang kesedihan
Hingga muncul arti kenyamanan
Sahabat, itulah panggilan yang akhirnya disematkan
Masih teringat jelas, indahnya kisah di detik pertama
Membuatku lupa bahwa keyakinanku semuanya sama
Hingga kau mampu menciptakan arti berbeda
Hingga kau mampu menghapuskan ribuan luka
Meski kenyataan pahit yang telah kulalui membuatku amat terluka
Tetapi semua itu hanyalah kau di kisah kemarin
Hanyalah angan yang tak bisa aku singkirin
Hanyalah kenangan indah yang terjadi kemarin
Sahabat, berubahmu sungguh menyakitkan
Menciptakan kekecewaan yang begitu mendalam
Hingga aku kembali pada kenyataan yang menyedihkan
3. Runtuhnya Dinding Kepercayaan
Runtuhnya Dinding Kepercayaan
Pertemuan adalah takdir indah yang tlah digariskan
Menjadi rahasia-Nya dalam suratan
Disatukan dalam baitan kisah menakjubkan
Hingga mampu terbangun dinding kepercayaan
Detik demi detikpun terus berlalu
Saling berbagi rasa tanpa mengenal waktu
Menyibak nestapa yang tak banyak orang tahu
Tulus hadir meski merasa pilu
Berani menyatukan harapan masa depan
Berpegang pada akar usaha yang tlah tertancapkan
Tak pernah terpikir akan mengalami pertikaian
Hingga terpental dalam perpisahan
Tapi ternyata pena menuliskan kisah berbeda
Kau menghadirkan kecewa tanpa aba-aba
Menyuburkan benih luka yang pernah ku rasa
Seketika hancur menyapukan tawa bahagia
Tak pernah ku sangka sebelumnya
Kau tega meruntuhkan dinding yang teramat dijaga
Kepercayaan yang terbangun lenyap seketika
Meninggalkan misteri yang tak bertemu jawabannya
Kecewa hanyalah sementara. Uraian bait puisi memberikan ruang menyuarakan rasa kecewa dan semoga kita bisa menemukan harapan serta semangat baru. Mari beranjak ke depan dan menorehkan hal indah untuk kisah selanjutnya.